Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan),
tahu dengan mendalam, hikmah.
Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan)
lasifatul-islam .3
Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alattertentu, yaitu akal dan metode-metode berfikirnya. Allah berfirman : QS Albaqorah (2) :269 :
Allah memberikan hikmah kepada orang yang dikehendaki-Nya dan siapa yang diberikan
hikmat, Maka ia telah diberi kebaikan yang banyak sekali 4Datangnya hikmah bukan dari penglihatan saja, tetapi juga dari penglihatan dan
hati, atau dengan kata-kata lain , dengan mata hati dan pikiran yang tertuju kepada
alam yang ada disekeling kita, banyak orang yang melihat tetapi tidak memperhatikan,
karena itu Allah mengajak kita untuk melihat dan berfikir: QS Adz Dzariyat (51) 20
21 Allah berfirman :” Pada bumi ada tanda-tanda (kebesaran Tuhan ) bagi orang yang
yakin, apakah kamu tidak mengetahui 5
Konon orang pertama yang menggunakan akal secara serius adalah Thales (Bapak
filsafat) gelar ini diterima karena ia mengajukan pertanyaan :”Apakah sebenarnya
bahan alam semesta ini? Ia menjawab ”Air” setelah itu silih berganti filisof zaman itumdan sesudahitu mengajukan jawaban. Ada yang menjawab (1) Anaximandros (To
Apeiron = asas pertama, tak terbatas), (2) Anaximenes (udara) ,(3) Phytagoras
(Bilangan, jiwa kekal) .(4) Zeno realitas yang ada., Dari Thales sampai Zeno
menganut paham Monisme (kenyataan seluruh bersifat satu). Sedangkan dari
Empedos hingga Demokritos bersifat berlawanan dengan Monisme. (5) Empedokles
menyatakan (6) anasir /Rizomata: air , udara., api, tanah. (7) socrates ( Kebenaran
objektif) , (8) Plato ( idea) (9) aristoteles (penggerak pertama /a first cause or motion)
FILSAFAT
I. PENGERTIAN FILSAFAT
Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di
bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam
kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh,
yang kedua mendasar. 7
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka.
a. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika)
dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalamdalamnya
sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan
b. Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada
c. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
d. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
e. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
f. Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu (1)
apakah yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika) ,(2) Apakah yang
boleh kita kerjakan (dijawab dengan etika), (3) Sampai dimanakah pengharapan
kita (dijawab dengan agama) (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab
dengan antropologi)
g. Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
(1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta(Philosophy is an
attitude toward life and the universe)
(2) Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan
Akliah(Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned
inquired)
(3) Filsafat adalah satu perangkat masalah ( philosophy is a group pf problems)
(4) Fissafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of
system of thouhg.
h.Prof. Dr. Fuad Hassan guru besar psikologi universitas indonesia menyimpulkan
bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari
radix suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan
jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulankesimpulan
yang universal
h. Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud
karena ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting
mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak,
bahwa ia memjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur
alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof
atau al hakim adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada
dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi), Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah
wujud yang tidak sempurna.
i. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta
kepada ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan
manusia dan yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmum mengenai
lapangan filsafat diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu
ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan mempunyai bagian:1. mengenal Tuhan, 2 ilmu
kerohanian yaitu malaikat, 3. ilmu kejiwaan 4. Ilmu politik (politik kenabian,
politij pemerintahan, politik umum, politik khusus) 5. ilmu akherat. .
j. IBNUSINA
Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat ketuhanan
menurut Ibnu Sina adalah: 1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk
rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu
itu disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat
dilihat dan didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada
kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi
itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
k. AL-KINDI ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan
pengertian filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3
bagian :(1)Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda (2) al-ilm-urriyadli
(matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik,
berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah (3)
ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama
sekali.
II.OBYEK FILSAFAT
1. OBYEK MATERIA FILSAFAT
Ialah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat , segala sesuatu yang
dimasalahkan oleh atau dalam filsafat. Tiga persoalan pokok (1) hakikat tuhan, (2)
hakikat Alam dam (3) hakikat manusia
2. OBYEK FORMA FILSAFAT, ialah usaha mencari keterangan secara radikal
(sedalam-dalamnya sampai keakarnya) tentang obyek materi filsafat 11.
III.CABANG- CABANG FILSAFAT
(1) Epistemologi (filsafat pengetahuan)
(2) Etika (Filsafat Moral)
(3) Estetika (filsafat Seni)
(4) Matafisika
(5) Politik (Filsafat pemerintahan)
(6) Filsafat Agama
(7) Filsafat ilmu
(8) Filsafat Pendidikan
(9) Filsafat Hukum
10 Filsafat Sejarah
11 Filsafat matematika
IV .FILSAFAT ILMU
Merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak
membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan sosial namun permasalah-permasalahan
teknis yang khas, maka filsafat ilmu itu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan
filsafat ilmu sosial. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab
beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu seperti :
- Obyek mana yang ditelaah ilmu? Ujud hakiki obyek? Hubungan obyek dengan
tangkapan manusia (berfikir, merasa, mengindera( yang membuahkan
pengetahuan).
- Bagaimana proses yang memungkinkan ditimba pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagainama prosedurnya. ? hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat
pengetahuan yang benar, Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya?
Cara dan tehnik sarana yang membantu kita mendapat pengetahuan yang berupa
ilmu
- Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana
kaitan antara tehnik prosedural yang merupakan operasinal metode ilmiah dengan
norma-norma moral/ profesional. 12
FILSAFAT ILMU MERUPAKAN CABANG ILMU FILSAFAT yang hendak mengkaji ilmu dari sisi
filsafat untuk memberi jawaban terhadap sejumlah pertanyaan yang mencakup apa itu
ilmu (ONTOLOGI), Bagaimana ilmu itu diperoleh (dijawab dengan epistemologi) dan
untuk apa ilmu itu dilahirkan (aksiologi).
Filsafat ilmu mempersoalkan dan mengkaji segala persoalanyang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan, fisik, dan metafisik. Filsafat ilmu memfokuskan
pembahasan dalam metodologi ilmu pengetahuan .ilmumerupakan salah satu
cara untuk mengetahui bagaimana budi manusia bekerja.ilmu pengetahuan
meupakan karya budi manusia bekerja , karya budi logis dan imajinatif sekaligus
bernurani, ilmu bersifat empirik, sistematikm observatif dan obyektif 9 filsafat
ilmu ,13
V .MOTIVASI TIMBULNYA FILSAFAT
1. Dongeng , tahayul (mite) ada yang kritis ingin tahu kebenaran mite itu (jaman
awal Yunani)
2. Keindahan Makroskosmos , ingin tahu rahasia alam. Ketakjuban àsikap lahir
dalam bentuk bertanyaàkebenaran/pertanyaan menjadi serius dan penyelidikan
yang (bukan sembarangan pertanyaan sistematis àfilosof
Ultimate Question : contoh Thales ” what is the nature of the world stuff?” (-) water
is the basic principle of the universe (+)
3.Penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian
Sangsi (ragu) : percaya, sangsi, tidak percayaà pikiran akan bekerja à pikiran
membentur-bentur menggelisahkan (problema) 14
VI. FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Terlatih berfikir serius
2. Mampu memahami filsafat
3. Memungkinkan menjadi filosof
4. menjadi warga negara yang baik 15
.
VII. CARA MEMPELAJARI FILSAFAT
1. Metoda sistematis: isi filsafat :-Teori pengetahuan (isme-isme filsafat)
-Teori hakikat (aliran-aliran filsafat)
-Teori nilai
2. Metoda Histeris : - Tokoh dan periode filsafat (sejarah pemikiran)
- Periode , babakan sejafah filsafat: ancient philosofy, medieval
philosophy, modern philosophy .
3. Metoda kritis : tingkat intensif, telah memiliki pengetahuan filsafat, pendekatan
sistematis atau histories memahami isi , mengajukan kritik, menentang dukungan
dengan pendapat sendiri atau filosof lain
IIX. SISTEMATIS FILSAFAT
TERDIRI ATAS 3 CABANG BESAR FILSAFAT
1. EPISTEMOLOGI (TEORI PENGETAHUAN) Cara memperoleh pengetahuan
logika dengan cara membentuk pengetahuan itu sendiri
Terdiri atas :
1. Empirisme (John Locke 1632-1704)
2. Rasionalisme (Rene Decartes 1596 – 1650)
3. Positivisme (August Compte, 1798 – 1857)
4. Intusionisme (Hendri Bergson, 1859 – 1941)
Hasilnya : 1. sains, 2. Filsafat Logika, 3. Latihan rasa (intuisi)
2. ONTOLOGI(TEORI HAKIKAT) Pembahasan pengetahuan objek itu dipikirkan
secara mendalam sampai pada hakikat
Terdiri atas :
1. materialisme/naturalisme :hakikat benda adalah materi itu sendiri,
rohani, jiwa, spirit muncul dari benda, Naturalisme tidak mengakui
roh , jiwa tentu saja termasuk Tuhan
2. Idealisme : Hakikat benda adalah rohani, spirit. Alasan : nilai rohnya
lebih tinggi dari badan, manusia tidak dapat memahami dirinya
daripada dunia dirinya.
3. Dualisme : hakikat benda itu dua, materi dan imateri, materi bukan
muncul dari roh, roh bukan muncul dari benda, sama-sama hakikatnya
4. Skeptisisme
5. Agnotisme : manusia tidak dapat mengetahui hakikat benda
Hasilnya : 1. Kosmologi, 2. Antropologi, 3. Theodicea, 4. Macam-macam filsafat
3.AKSIOLOGI (teori nilai ) guna pengetahuan etika-estetika (nilat dan guna
pengetahuan) terdiri dari
Terdiri dari
1. Hedonisme : sesuatu dianggap baik jika mengandung kenikmatan bagi
manusia (hedon)
2. Vitalisme : baik buruknya ditentukan oleh ada tidaknya kekuatan hidup
yang dikandung obyek-obyek yang dinilai, manusia yang kuat, ulet, cerdas
adalah manusia yang baik
3. Utilitarisme : Yang baik adalah yang berguna, jumlah kenikmatan- jumlah
penderitaan = nilai perbuatan
4. Pragmatisma : Yang baik adalah yang berguna secara praktis dalam
kehidupan, ukuran kebenaran suatu teori ialah kegunaan praktis teori itu,
bukan dilihat secara teoritis
IX.ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU PENGETAHUAN
1. 1.EMPIRISME
Tokoh : John Locke (1632-1704) berasal dari empeiria, empeirikos (bahasa
yunani) = pengalaman. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya (pengalaman indrawinya = sensasi)
Metoda :eksperimen, empirisme ini lemah karena keterbatasan indrawi manusia
2.RASIONALISME
Tokoh : Rene Descartes (1596-1650), Manusia memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan akal menangkap obyek
Sensasi indra à dipertimbangkan akal -àpengetahuan yang benar
Rasinalisma (logis) + empirisisme àmetode sains àpengetahuan sains
3.POSITIVISME
Tokoh : August Compte (1798 – 1857), pada dasarnya itu sama dengan
empirisme plus rasionalisme. Indra ini penting dalam memperoleh pengetahuan
terapi harus dipertajan dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen,
kemajuan sains benar-benar di mulai
4.INTUISIONISME
Tokoh : Hendri bergson (1859 – 1941)
Untuk memahami kebenaran yang utuh, tetap unik (keseluruhan) yaitu dengan
intuisi( = pengetahuan tingkat tinggi, kemampuan tertinggi yang dimiliki manusia)
Intuisi ini menangkap obyek secara langsung tampa melalui pemikiran rasio
Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha (latiahan).
àIluminasionisme àteori kasyaf, Metoda : riyadhah (thariqat), manusia yang
hatinya bersih akan sanggup menerima pengetahuan dari tuhan
Hati (Jiwa)à riyadhah àKasyaf àpengetahuan
LOGIKA
Pelopor : Aristoteles
Membicarakan norma-norma berfikit agar diperoleh dan terbentuk pengetahuan
yang benar. Terdiri : (1) Logika Formal (logika bentuk (form) bentuk berfikir
yang benar, dan ketepatan kesimpulan-à pengertian,
putusan, penuturan.
(2) Logika material terdiri: meneliti kesimpulan dan
kebenaran kesimpulan
Contoh: Deduksi bentuknya tepat dan isinya benar
- setiap manusia akan mati
- Muhammad adalah manusia
- Muhammad akan mati
Kesimpulan ini dikatakan benat bila isi kesimpulan itu sesuai dengan obyeknya
WAHYU
Adalah pengetahuan yang didapat manusia melalui pemberian Tuhan secara
langsungkepada hambanya yang terpilih yang disebut \nabi dan Rasul . agama menjadi
kunci dalam wahyu. Agama menerangakan kepada manusia tentang sejumlah
pengetahuan baik yang terjangkau maupun yang tidak terjangkau oleh manusia,\agama
bisa menjadi informasi dan sekaligus konfirmasi terhadap ilmu pengetahuan yang didapat
manusia
BAB III
ILMU PENGETAHUAN
Bicara pengetahuan maka kita akan bicara tentang penalaran, kemampuan
penalaran manusia menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan
yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Manusia satu-satunya mahluk
yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh, Binatang hanya
terbatas mempunyai pengetahuan untuk kelangsungan hidupnya saja (survival) 17
Hakikat penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan
yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan kegiatan berfikir dan bukan karena perasaan, meskipun kata pascal, hatipun
mempunyai logika sendiri. 18
Sebagai sebuah kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri, pertama
logika , ialah suatu pola berfikir yang secara luas. Dengan pola yang bersifat Jamak
(plural) dan bukan tunggal (singular). Kedua ciri penalaran adalah bersifat analitik
proses berfikir ( berfikir yang menyandarkan kepada suatu analisis dan kerangka
berfikir yang digunakan untuk analisis).
I. PENGERTIAN ILMU
Ilmu berasal dari kata ”alima(bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun
science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire
(bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian
yang sama yaitu pengetahuan. yang punya ciri-ciri: Ralfh Ross dan ernest Van Den Haag
menulis bahwa ilmu itu empirical, rasional, yang umum dan bertimbun bersusun dan ke
empatnya serentak.(endang hal 45)
. Mohamad hatta menuliskan : tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabit maupun
kedudukannya tampak dari luar. Maupun menurut bangunannya dari dalam.(Endang hal
45)
Prof. Drs Harsojo, Guru besar antropologi di universitas Pajajaran menerangkan
bahwa ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, suatu pendekatan atau
metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor
ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati, oeh pancaindra. Suatu cara
menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proporsi
bentuk (Endang hal 46)
Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang
terkait antara satu dengan yang lainnya secara sistematis
Ilmu menurut Ralp Ross ”science empirical , rational, general and cumulative and is
all four once ( ilmu itu empiris , rasional, umum dan bertimbun bersusun dan
semuanya serentak.
Ilmu -à sensation --à Logikal -àverification empiric-àhipotesis -à proposition -
à teory -à experiment .
Bagi ilmu tidak cukup perenungan dan pencaman (pendalaman berfikir saja)
melainkan mesti berkembang melalui pencerapan indraan dan [engindraan (sensasion) ,
pengumpulan dan perbandingan data, penilaian jumlah berupa perhitungan ,
penimbangan , pengukuran , meningkat dari data tentang hal-hal khusus pada yang
khusus ( deduksi), menarik kias analogi antara peristiwa yang ada kesamaannya serta
berfikir dengan menarik kesimpulan yang logical, yang dapat dipertanggung jawabkan
oleh logika., Pengujian berupa pengalaman positif (verification) secara empiric ,ujian ini
disebut percobaan (experiment). Percobaan harus bersifat obyektif yakni menghasilkan
kesimpulan yang sama, meskipun dilakukan oleh berbagai kalangan. Praduga (hipotesis)
hanyalah titik tolak pertama yang mesti diubah dan diganti kalau ternyata ada
kekurangannya atau salah. Berdasarkan ujian yang keras dari pengalaman, setelah
dinyatakan kebenarannya yang obyektif barulah sesuatu itu disebut dalil (proposition),
kumpulan dalil itu disebut teori
II. SIFAT-SIFAT ILMU
1. RASIONAL : proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya
tunduk pada hukum-hukum logika.
2. EMPIRIS : kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi
pancaindra manusia.
3. SISTEMATIS : fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang
konsisten
4. UMUM harus dapat dipelajari oleh setiap orang, tidak bersifat esoterik
5. AKUMULATIF : Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk
memperoleh kebenaran yang baru
III. METODA ILMU
Metoda Ilmiah : prosedur yang ditempuh dalam mendapatkan ilmu
Metode ilmiah
Metodologi : prosedur ----à logika-àhipotesis-àpembuktian
Logika : terdiri dari perumusan masalah : (1)latar belakang masalah ,(2)perumusan,
(3) kerangka pemikiran
Hipotesis : (4) pengajuan hipotesis
Observasi pembuktian (5) prosedur penelitian (6) Pengujian hipotesis (7) kesimpulan
Keterangan:
Logika : ialah suatu pola berfikir yang secara luas
Hipotesa adalah teori sementara , masih mencari data dan melihat apakah teori sementara
ini benar atau salah
IV TEORI TENTANG KEBENARAN
1. Teori Konsistensi : teori kebenaran salin berhubungan koheren, (KEBENARAN
RASIO)
Perumusan : Phytagoras dikembangkan = Hegel (abad 19)
Prinsip : Deduksi (umumàkhusus)
Tingkat kebenaran: kuat/lebih meyakinkan
- Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya kebenaran itu
konsisten dengan kebenaran yang sebelumnya
- Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya yang
sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar.
- Suatu kepercayaan adalah benar bukanlah karena bersesuaian dengan fakta
melainkan ia bersesuaian atau berselarasan dengan binaan pengetahuan yang kita
miliki
- Matematika ialah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan
pembuktian berdasarkan teori koheren, plato dan aristoteles mengembangkan
teoti koherensia berdasarkan pola pemikiran yang dipergunakan euclid dalam
pengukuran ilmu ukurnya
2. Teori Korespondensi (KEBENARAN FAKTUAL)
Sesuatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan objeknya (fakta).
Prinsip : Induksi (umum à khusus)
Tingkat kebenaran: agak rendah karena sifat metode induksi itu sendiri
Perumus :Bertrand Russel (1872 – 1970 ) awalnya adalah aristoteles
-Kebenaran itu dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian (observasi dan
verifikasi)
-Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara yang dimaksud oleh suatu
pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan faktanya
Contoh : ”Ibu kota negara RI adalah Jakarta karena faktanya memang demikian, bila
dikatakan Bandung maka itu tidaklah benar. ( Jujun S Hal 57)
3. teori Pragmatis
Pencetus : Charles S. Peirce (1835 – 1914) makalah tahun 1878” How to
Make Our ideas Clear”
Para ahlinya : Willian james (1842 – 1910) John Dewey (1859 – 1952)
Tingkat kebenaran : lemah karena ada unsur subyekti Sesuatu itu benar jika
menimbulkan akibat positif
Benar tidaknya suatu pendapat , teori atau dalil semata-mata tergantung pada
berfaedah tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam
penghidupannya, yaitu ada nilai praktis ada hasilnya, berguna , memuaskan
(satisfies) berlaku (works).
4. Bagi prakmatis suat agama bukan benar karena tuhan yang disembahnya atau Tuhan
itu sungguh-sungguh ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan berkat
kepercayaan itu masyarakat jadi tertib.
V.SIKAP ILMIAH
Adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta
merubah atau menambah suatu ilmu. Prof harsojo menyebutkan enam macam sikap
ilmiah :
(1) Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
(2) Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak,
ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara a
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam imlu
sering untuk mematahkan teori yang lain
(3) Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan
yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
(4) Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah
pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang
ilmuwan
(5) Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
(6) Sikap tidak memihak pada etik.
VI FUNGSI ILMU PENGETAHUAN
Drs R.B.S. FUDYARTANTA, dosen psikologi universitas gajah mada
menyebutkan 4 tujuan ilmu pengetahuan
(1) Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu
obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari
(2) Fungsi pengembangan, menemukan hasil ilmu yang baru
(3) Fungsi prediksi, meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi
sehingga dapat dicari tindakan percegahannya
(4) Fungsi Kontrol, mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.
V. AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN
J.I.G.M DROST S.J Dalam karangannya Agama dan ilmu pengetahuan alam
menulis :”ilmu pengetahuan alam adala ilmu tentang semesta alam sejauh berada dalam
waktu dan ruang, tetapi ruang dan waktu baru ada pada waktu alam ada. Maka titik dan
saat terjadinya terletak di luar sudut pandangan ilmu pengetahuan alam.
Prof Harsojo memperingatkan : tetapi perlu diingatkan bahwa ilmu pengetahuan
yang dimiliki oleh umat manusia dewasa ini belumlah seberapa dibandingkan dengan
rahasia alam semesta yang melindungi amanusi. Ilmuwan besar biasanya diganggu
dengan perasaan agung semacam kegelisahan batin untuk ingin tahu lebih banyak. Bahwa
yang diketahui itu masih meragukan. Serba tidak pasti yang menyebabkan lebih gelisah
lagi. Dan biasanya ilmiawan besar adalah orang yang rendah hati dan suka menundukan
kepala. Sebagai buah padi yang makin berisi makin merunduk 23
BAB IV
LAPANGAN FILSAFAT ISLAM
Pada Bab ini akan disinggung 5 filsuf muslim yang banyak mengupas tentang filsafat,
memang banyak Filsul muslim yang terkenal , tapi ke filsuf ini dipilih karena mereka
menjadi pemikiran mereka dalam filsafat. Yaitu: (1).AL-KINDI (185 -252 H / 806-873 M)
(2). AL-FARABI (257-337 H / 870 -950 M), (3). IBNU SINA 340 H/980 M, (4) IBNU
RUSYDI (1126 M) 5. Al-Ghazali
I. AL-KINDI (185 -252 H / 806-873 M)
Ia adalah Abu Yusuf bin Ishak, terkenal sebagai filosof arab: pernah menjadi Gubernur
kufah pada pemerintahan al-Mahdi dan Harun Ar-rasyid .
Dikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan
lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3 bagian :(1)Thibiyyat (ilmu fisika)
sebagi sesuatu yang berbenda (2) al-ilm-ur-riyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung ,
tehnik, astronomi, dan musik, berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan
yang tertinggi adalah (3) ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan
benda sama sekali (Ahmad hanafi hal 74)
Dalam ilmu Fisika , Al-Kindi mengatakan bahwa alam ini ada illatnya (sebab)
yang jauh dan yang menjadikan sebagiannya sebagai illat bagi yang lainnya. Karena itu
alam ini asalnya tidak ada, kemudian menjadi ada, karena diciptakan oleh tuhan, dan
karenanya pula ia tidak dapat membenarkan Qadimnya alam.
Dalam metafisika Al- kindi membicarkan hakikat Tuhan bahwa Tuhan adalah
wujud yang hak (benar) yang bukan asalnya tidak ada kemudian ada, Ia selalu mustahil
tiada ada, ia selalu ada dan akan selalu ada. Oleh karena nya Tuhan adalah wujud
sempurna yang tidak didahului oleh wujud lain, tidak berakhirnya wujud-Nya dan tidak
ada wujud kecuali dengan-Nya..Bukti wujud Tuhan ia menggunakan 3
jalan :(1)baharunya alam , (2) keaneka-ragaman dalam wujud (katsrah fil mawjudat) dan
kerapihan alam.
Dalam filsafat fisika Al-kindi mengikuti Aristoteles, meskipun tidak menyetujui
nya dalam qadim-nya alam beserta alasan-alasannya. Demikian pula dalam soal kejiwaan,
ia menyampingkan Aristoteles dan lebih suka memilih Plato ini bersifat (idealis) yang
sesuai dengan ajaran Islam
Tentang Tuhan dan sifatnya , Maka Al-Kindi bersifat sebagai seorang islam
mu’tazilah, Kalau dicari persamaannya dengan aliran-aliran Filsafat sebelumnya maka
kita bisa menunjukan aliran Stoa dimana aliran ini menganggap tuhan sebagai Zat
pengatur dan pemeliharaan alam, yang berakal dimana bekasnya nampak dengan jelas
pada alam.
Al-kindi adalah pembuka dunia filsafat bagi dunia arab tapi pendiri filsafat islam
yang sebanarnya adalah Al- farabi 24
II. AL-FARABI (257-337 H / 870 -950 M)
Ia adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Bin Tharkan, sebutah Al-farabi
diambil dari nama kota Forab, dimana ia dilahirkan tahun 267 H, ayahnya berasal dari
iran dan menikah dengan wanita Turkestan. Setelah besar ia menuju baghdad dan belajar
dengan Abu Bisyr bin Mattius, dan disana ia memusatkan perhatian dengan ilmu logika,
kemudian pindah ke harran (salah satu kebudayaan yunani di Asia kecil) untuk berguru
dengan Yuhanna bin Jilan, kemudia balik kembali ke Baghdad
Bagi Farabi tujuan filsafat dan agama adalah sama, yaitu mengetahui semua
wujud, hanya saja filsafat memakai dalil-dalil yang diyakini dan ditujukan kepada
golongan tertentu , sedang agama memakai cara-cara iqna’i (pemuasan perasaan) dan
kiasan-kiasan serta gambaran dan ditujukan kepada semua orang,bangsa dan negara.
Dalam soal mantik dan filsafat Fisika Al-farabi mengikuti aristoteles, dalam hal
etika dan politik , ia mengikuti Plato, dan dalam soal ,metafisika ia mengikuti Plotinus.
Antara Al-Farabi dengan golongan Ikhwanushafa sebagai golongan Syiah ekstrim
terdapat pandangan yang sama yaitu kebenaran hanya satu sedang perbedaan pendapat
dan aliran hanyalah lahirnya saja, batinnya yaitu hakikat satu, hanya diketahui oleh
filosofi dan orang yang mendalami pengetahuannya
III. IBNU SINA 340 H/980 M
Ibnu Sina, yang di Eropa lebih dikenal dengan nama Avicenna. Filsuf yang memiliki
nama lengkap Abu Ali Al Hosain Ibn Abdullah Ibn Sina, dilahirkan pada tahun 340
H/980 M di Afsyana, suatu tempat di daerah Bukhara. Di tempat itulah ia menghafal Al-
Qur’an dan mempelajari ilmu-ilmu agama serta astronomi sampai memasuki tahun
kesepuluh dari kehidupannya. Ilmu kedokteran ia kuasai sebelum usianya mencapai 16
tahun. Sebelum mempelajari ilmu kedokteran, ia pun mempelajari matematika, fisika,
logika, dan ilmu metafisika.
Menginjak usia 17 tahun, Ibnu Sina berhasil menangani penyakit Khalifah Nuh bin
Manshur. Karenanya, ia mendapatkan izin untuk belajar di perpustakaan pribadi khalifah.
Di perpustakaan tersebut, ia mendapatkan keleluasaan untuk mendalami ilmunya.
Koleksi buku-buku yang sukar didapat itu dipelajarinya dengan penuh suka cita.
Semenjak kematian ayahnya, saat usianya 22 tahun, Ibnu Sina meninggalkan Bukhara
menjuju Jurjan dan kemudian ke Khawarazm sampai akhirnya ke Mamadzan. Berbagai
keunikan pemikiran filsafatnya telah memperoleh penghargaan yang semakin tinggi
hingga masa modern. Ia berhasil membangun filsafat sebagai sitim yang lengkap dan
terperinci.
Meskipun Al Ghazali dan Fakhr Al Din Al Razi pernah menyerang pemikirannya, namun
dunia tidak dapat menolak semangat keaslian dari sistim filsafat yang dibangunnya. Ia
menunjukkan jiwa jenius dalam menemukan metode-metode dan alasan-alasan yang
menopang perumusan kembali pemikiran rasional murni dan teradisi intelektual
Hellenisme yang diwarisinya. Kreativitasnya semakin unik dengan kombinasi pemikiran
Islam yang kental.
Karakteristik yang paling mendasar dari pemikiran Ibnu Sina adalah pencapaian definisi
dengan metode pemisahan dan pembedaan konsep secara tegas dan keras sehingga
mampu mengusik temperamen modern. Ia mengemukakan secara berulang-ulang pada
setiap kesempatan tentang pembuktian pemikirannya dalam hal dualisme tubuh dan akal,
doktrin universal, serta teori tentang esensi dan eksistensi.
Keaslian pemikiran Ibnu Sina rupanya bukan saja menghadirkan keunikan sekaligus
kekaguman dunia Islam abad pertengahan. Orde dominikian, bahkan masa Teolog Barat
memperoleh pengaruh kuat dari pemikirannya. Perumusan kembali Teologi Katolik
Roma yang digagas Albert Yang Agung dan terutama oleh Thomas Aquinas secara
mendasar dipengaruhi oleh pemikiran Ibnu Sina. Selain itu, penerjemah De Anima,
Gundisalvus menulis De Anima yang sebagian besar isinya merupakan pengambilan
besar-besaran doktrin-doktrin Ibnu Sina. Demikian juga para filsuf dan ilmuwan abad
pertengahan seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon yang menginternalisasi
sebagaian besar pemikiran Ibnu Sina.
Untuk memahami teologi dan metafisika Aquinas, setiap orang pasti harus merujuk
kepada pemahaman jasa pemikiran yang diterimanya dari Ibnu Sina. Semua orang dapat
melihat pengaruh filsuf besar muslim ini dalam karya Aquinas, Summa Theologica dan
Summa Contra Gentiles yang merupakan karya terbesarnya.
Kesibukan Ibnu Sina sebagai filsuf, dokter, sekaligus menteri pada pemerintahan
Syamsuddaulah di Hamadzan tidak menghalanginya untuk menghadirkan karya-karya
monumentalnya. Asy-Syifa adalah buku filsafat yang terpenting dan terbesar dari Ibnu
Sina. Di dalamnya diulas secara mendalam tentang logika, fisika, matematika, dan
metafisika ketuhanan. Naskah-naskahnya telah tersebar di perpustakaan Barat dan Timur.
An-Najat adalah nama yang ia berikan untuk buku yang meringkas kajian-kajian yang
dipaparkan Asy-Syifa. Buku diterbitkan di Roma pada tahun 1593 serta di Mesir tahun
1331.
Bagian metafisika dan fisika pernah dicetak dengan cetakan batu di Taheran. Pada tahun
1951 pemerintah Mesir dan Arab membentuk panitia penyunting ensiklopedi Asy-Syifa
di Kairo yang sebagian besar telah diterbitkan. Pasal keenam dari bagian fisika yang
merupakan landasan pembentukan psikologi modern diterbitkan lembaga keilmuan
Cekoslovakia di Praha yang juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis. Bagian
logika telah diterbitkan Kairo pada tahun 1954 dengan nama Al Burhan.
Di bidang kedokteran, ia melahirkan kitab Al Qonun yang disebut orang-orang Barat
sebagai Canon of Medicine. Al Qonun sempat menjadi referensi utama di universitasuniversitas
Eropa sampai abad ke-17. Al Qonun juga pernah diterbitkan di Roma tahun
1593 M dan di India pada tahun 1323 M.
Buku terakhir yang paling baik menurut para filsuf dunia adalah Al Isyarat wat-Tanbihat
yang pernah diterbitkan di Leiden pada tahun 1892. Terakhir, buku ini diterbitkan di
Kairo pada tahun 1947.
Di tengah kesungguhan meramu pemikiran filsafat Islam yang unik di antara berbagai
kesibukannya, Ibnu Sina jatuh sakit, dan pada akhirnya di usia yang ke-57 beliau wafat di
Hamadzan pada tahun 428 H/1037 M.26 [23]
VI. IBNU RUSYDI (1126 M)
Abul al Walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudian
lebih dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau Averrous, adalah ilmuwan muslim yang
sangat berpengaruh pada abad ke-12 dan beberapa abad berikutnya. Ia adalah seorang
filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani.
Ibnu Rusydi dilahirkan pada tahun 1126 M di Qurtubah (Cordoba) dari sebuah keluarga
bangsawan terkemuka. Ayahnya adalah seorang ahli hukum yang cukup berpengaruh di
Cordoba. Abad Ke 12 merupakan zaman keemasan perkembangan pengetahuan islam di
bawah kekuasaan Dinasti Abasiah. Berpusat di Andalusia (spanyol) . Para penguasa
muslim pada masa itu mendukung sekali perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan
mereka sering memerintahkan para ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual
Yunani yang masih tersisa, sehingga nama-nama ilmuwan besar Yunani seperti
Aristoteles, Plato, Phitagoras, ataupun Euclides dengan karya-karyanya masih tetap
terpelihara sampai sekarang.
Selain sebagai seorang ahli filsafat, ia juga dikenal sebagai seorang yang ahli dalam
bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu-ilmu pasti, di samping sangat menguasai pula
pengetahuan keislaman, khususnya dalam tafsir Al Qur’an dan Hadits ataupun dalam
bidang hukum dan fikih. Bahkan karya terbesarnya dalam bidang kedokteran, yaitu Al
Kuliyat Fil-Tibb atau (Hal-Hal yang Umum tentang Ilmu Pengobatan) telah menjadi
rujukan utama dalam bidang kedokteran. .
Hal terpenting dari kiprah Ibnu Rusydi dalam bidang ilmu pengetahuan adalah usahanya
untuk menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, terutama karya
Aristoteles dan Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad lamanya. Antara
tahun 1169-1195, Ibnu Rusydi menulis satu segi komentar terhadap karya-karya
Aristoteles, seperti De Organon, De Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia,
Parna Naturalisi, Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Semua
komentarnya tergabung dalam sebuah versi Latin melengkapi karya Aristoteles.
Komentar-komentarnya sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi intelektual
kaum Yahudi dan Nasrani.
Analisanya telah mampu menghadirkan secara lengkap pemikiran Aristoteles. Ia pun
melengkapi telaahnya dengan menggunanakan komentar-komentar klasik dari Themisius,
Alexander of Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina.
Komentarnya terhadap percobaan Aristoteles mengenai ilmu-ilmu alam, memperlihatkan
kemampuan luar biasa dalam menghasilkan sebuah observasi.
5. Al GHAZALI
Filsafat menurutnya dapat diklasifikasikan dalam 4 bagian :
1. Aritmetik, geometri yang sah dan dibolehkan
2. Logika yang merupakan bagian dari teologi
3. Ketuhanan yang mendiskusikan zat dan sifat-sifat ilahi, yang juga merupakan teologi
4. fisika yang bisa dibagi dalam 2 bagian: pertama yang terlibat dalam diskusi-diskusi
yang bertentangan dengan syariah dan dengan demikian bahkan tak dapat dianggap
sebagai ilmu , bagian lain mendiskusikan sifat-sifat tubuh, bagian 2 mirip dengan ilmu
kedokteran , meskipun yang kedua lebih baik dari yang pertama, bagian fisika ini kurang
berguna, sedang ilmu kedokteran sangat bermanfaat. 27
Selanjutnya Al-Ghazali membahas ilmu yang wajib kifayah (sesuatu yang wajib
atas keseluruhan masyarakat selama kewajiban memenuhi kebutuhan sosial tersebut
masih ada, tetapi setelah kewajiban itu telah dilaksanakan oleh sejumlah individu
otomatis yang lain terbebas dari kewajiban itu. Beliau mengklasifikasikan ilmu
kepada ”ilmu agama ” dan ”ilmu non agama” (ulum syar’i), beliau maksudkan kelompok
ilmu yang di ajarkan lewat ajaran-ajaran Nabi dan wahyu, sedangkan yang lain adalah
kelompok non agama. Ilmu non agama juga diklasifikasikan kepada yang terpuji
(mahmud) ,dibolehkan (mubah) dan tercela (madzmum) 28
.
Al-Ghazali memasukkan sejarah ke dalam kategori ilmu-ilmu mubah, sihir
kategori ilmu yang tercela, ilmu terpuji yang penting didalam kehidupan sehari-hari
termasuk wajib kifayah, lebih dari itu hanya memberi manfaat tambahan kepada mereka
yang mempelajarinya, ilmu tentang obat, matematika, kerajinan yang diperlukan oleh
masyarakat, ada dalam kategori fardhu kifayah , Penyelidikan dalam kedokteran atau
matematika dimasukan pada ketegori bermanfaat untuk orang yang mempelajarinya,
tanpa keharusan mempelajarinya.
27 . www.pesantren.com [Majalah Percikan Iman No.6 Tahun I Desember 2000]
28 .Dr. Mehdi Golshani, Filsafat menurut Al-quran , Mizan 2003, hal 3
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
20
BAB V
SEJARAH FILSAFAT YUNANI
Bab ini khusus membahas Jaman keemasan sejarah filsafat yang di tulis oleh Prof.
K. Bertens. Penerbit Kanisius Jakarta cetakan ke 23 tahun 2006.
Buku ini membahas tentang filosof pada masa yunani kuno, mengapa hanya filsuf
Yunani yang dibahas dan diringkas disini karena filsuf ini lah yang pemikirannya banyak
dibahas oleh cendikiawan muslim seperti Al-farabi, Ibnu sina, Ibnu Rusd, Al-Ghazali.
Adalah semata-mata untuk lebih memahami pemikiran filsuf islam. Yang banyak
membahas pemikiran pemikir besar Yunani.
JAMAN KEEMASAN YUNANI
1. SOCRATES (470 – 399 SM)
Dengan sekuat tenaga ia menentang ajaran para sofis. Ia membela yang benar dan
yang baik, sebagai nilai-nilai yang obyektif yang harus di junjung tinggi oleh semua
orang. Ia seorang filsuf yang jujur dan berani. Ia dihukum mati dengan meminum cawan
berisi racun. Murid yang paling setia adalah Plato
2. PLATO (427 – 347 SM)
Dilahirkan di Antena dalam kalangan bangsawan, ia mendirikan sekolah diberi
Akademia. Menurut Plato , manusia dapat dibandingkan orang tahanan, mereka hanya
melihat bayang-bayang yang dipantulkan dinding gua, namun setelah dilepaskan mereka
melihat cahaya matahari yang menyilaukan, dan orang yang lepas tadi, masuk lagi ke
dalam gua dan memberitahukan kepada teman-temannya bahwa bayangan di dalam gua
itu bukan realitas, Tapi realitas yang diceritakan kepada teman-temannya dalam gua tidak
dipercaya oleh mereka . Menurut plato realitas seluruhnya seakan terbagi atas 2 dunia
(dunia yang terbuka dengan rasio dan dunia yang terbuka dengan pancaindra).
Dunia rasio terdiri dari ide-ide dan dunia pancaindra terdiri dari jasmani.Dunia yang ideal.
(yang terdiri dari ide-ide) merupakan obyek bagi rasio kita, Apabila dunia jasmani
dengan cara yang tidak sempurna, maka filsuf harus sanggup melepaskan diri dari dunia
jasmani agar sanggup memandang dunia ideal yang sempurna
Dalam manusia terdapat terdapat jiwa dan tubuh, Sebelum dilahirkan dalam tubuh
jasmani, jiwa sudah berada dan memandang ide-ide, sekarang jiwa merasa terkurung
dalam tubuh dan senantiasa rindu akan memandang bahagia yang dinikmatinya sebelum
lahir dalam tubuh, tetapi dalam eksistensi jasmani sekarang. Manusia sanggup pula
memperoleh sedikit pengetahuan tentang ide-ide yang pernah dipandang dan ingatan itu
dapat dihidupkan kembali sejauh manusia melepaskan diri dari dunia jasmani.
3. ARISTOTELES (384 – 322 SM)
Berasal dari Stageira di daerah thrake, Yunani utara, belajar dalam Akademi Plato
di Anthena, tinggal di sana sampai plato wafat. 2 tahun mengajar pangeran Alexander
Agung , lalu kemudian Ia mendirikan sekolah bernama Lykeion (dilatinkan Lyceum) .
Aristoteles lebih kearah ilmu pengetahuan yang sedapat mungkin menyelidiki dan
mengumpulkan data kongkret. Kritik tajam ditujukan pada Plato tentang ide-ide, jadi
manusia yang kongkret aja. Ia berpendapat setiap jasmani terdiri 2 hal yaitu bentuk dan
materi, Namun yang dimaksudkannya bentuk materi dalam arti metafisika. Materi
menurutnya adalah materi yang pertama (hyle prote) . dengan kata pertama dimaksudkan
bahwa meteri sama sekali tidak ditentukan. Dengan kata pertama materi pertama selalu
mempunyai salah satu bentuk Bentuk (morphe) ialah perinsip yang menentukan. Karena
materi pertama suatu benda merupakan benda kongkret mempunyai kodrat tertentu,
termasuk jenis tertentu (pohon misalnya bukan binatang) dan akibatnya dapat di kenal
oleh rasio kita. Dengan itu kiranya jelas bahwa buat nya ilmu pengetahuan dimungkinkan
atas dasar bentuk yang terdapat dalam setiap benda kongkret. Teori ini dinamakan
Hilemorfisisme ( berdasarkan kata yunani Hyle dan morphe) menjadi dasar ia melihat
manusia. Sehingga bila manusia mati dapat disimpulkan maka jiwanya pun mati.
B. MASA HELLENISTIS DAN ROMAWI
Alexander Agung mendirikan kerajaan besar yang meliputi Yunani dna kerajaan Timur.
Setelah ia meninggal maka terpecahlah kesatuan politik kerajaan. Dalam bidang filsafat
tidak lagi terdapat pemikir besar kecuali Plotinus.
1.STOISISME
Stoa didirikan di athena oleh Zeno dari Kition tahun 300 SM. Nama stoa
menunjukan serambi bertiang, tempat Zeno memberi pelajaran. Menurut Stoisme , jagat
raya dari dala sama sekali ditentukan oleh suatu kuasa yang disebut Logos (rasio),
berdasarkan rasio manusia sanggup mengenal orde universal dalam jagat raya. Ia akan
hidup bijaksana dan bahagia asal saja ia bertindak menurut rasionya. Jika memang
demikian ia akan menguasai nafsu-nafsunya dan mengendalikan diri secara sempurna,
supaya dengan penuh keinsyafan ia menaklukan diri pada hukum-hukum alam. Seorang
yang hidup menurut prinsip stoisme sama sekali tidak memperdulikan kematian dan
segala malapetaka lain, karena insyaf bahwa semua akan terjadi menurut keharusan
mutlak. Sudah nyata kiranya bahwa etika stoisme ini betul-betuk bersifat kejak dan
menuntut watak yang sungguh-sungguh kuat. Ini cocok untuk watak romawi yang
pragmatis. Dan suskses besar jama SENECA (2 -650 dan Kaisar Marcus Aurelius (121 –
180).
2. EPIKURISME
Epikuros (341 -2700 berasal dari pulau Samos . Menurutnya segala-galanya terdiri dari
atom-atom yang senantiasa bergerak dan secara kebetulan tubrukan yang satu dengan
yang lain. Manusia hidup bahagia jika ia mengakui susunan dunia ini dan tidak
ditakutkan dengan dewa atau apapun juga.Dewa- dewa tidak mempengaruhi dunia.
Lagipula untuk memperoleh kebahagiaan manusia mesti menggunakan kehendak
bebasnya dengan mencari kesenangan sedapat mungkin. Terlalau banyak kesenangan
akan mengelisahkan batin manusia. Orang bijaksana tahu membatasi diri dan terutama
mencari kesenangan rohani, supaya batin menjadi tetap tenang.
3. SKEPTISISME
Dipelopori oleh PYRRHO (365 – 275 SM)Bukan merupakan suatu aliran yang jelas,
melainkan suatu tedensi agak umum yang hidup terus sampai akhir masa Yunani Kuno.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
22
Mereka berfikir bahwa dalam semua bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran. Sikap Umum mereka kesangsian.
4. EKLEKTISISME
Merupakan tendensi umum yang memetik perbagai unsur filsafat dari aliran-aliran lain
tampa berhasil mencapai kesatuan pemikiran yang sungguh-sungguh. Salah seorang
warga Romawi yang digolongkan dalam aliran ini CICERO (106 – 43). Dan PHILO (25
SM- 50 M) ia berusaha mendamaikan agama Yahudi dengan Filsafat Yunani khusunya
Plato.
5. NEOPLATONISME
Puncak terakhir dalam sejarah fisafat yunani adalah ajaran ini, dimaksukan untuk
menghidupkan kembali filsafat Plato. Filsuf yang mensintesa PLATINOS (203/4 –
269/70). Ia lahir di Mesir dan umur 40 tahun tiba di Roma untuk mendirikan sekolah
filsafat disana. Seluruh sistem Filsafat Plotinos berkisar pada konsep kesatuan. Atau
dapat juga kita katakan bahwa seluruh sistem filsafatnya Berkisar pada Allah, sebab
Allah disebut dengan nama”yang Satu”. Semuanya yang ada berasal dari ”yang satu”.
Dan semuanya yang ada berhasrat pula untuk kembali kepada yang satu. Oleh karenanya
dalam realitas seluruhnya terdapat gerakan dua arah, dari atas kebawah dan sebaliknya.
A, Dari sudut pandang atas kebawah.
Semua mahluk yang ada bersama-sama merupakan keseluruhan yang tersusun hirarki.
Pada puncak hirarki terdapat ” Yang satu” (to Hen), yaitu Allah . dari Allah (Yang Satu)
dikeluarkan Akal budi (nus) . Akal budi sama dengan ide-ide plato yang dianggapnya
intelek yang memikirkan dirinya sendiri. Akal budi terdiri dari pemikiran dan apa yang
dipikirkan. Dari akal budi itu berasal jiwa dunia (psyche) , akhirnya dari jiwa dunia
dikeluarkan materi (Hyle) yang bersama jiwa dunia merupakan jagat raya. Selaku taraf
yang paling rendah dala seluruh Hirarki, materi adalah mahluk yang paling kurang
kesempunaannya dan sumber segala kejahatan.
B. Dari bawah ke atas.
Setiap taraf hirarki mempunyai tujuan untuk kembali kepada taraf lebih tinggi yang
paling dekat dan karena itu secara tak langsung menuju kepada Allah. Dan dicapai
dengan 3 langkah: penyucian (laku tapa), kedua penerangan (dengan pengetahuan ide-ide
akal budi), Ketiga adalah penyatuan dengan Tuhan yang melebihi segala pengetahuan.
Langkah yang terakhir ini ditunjukkan Plotinos dengan nama ekstasis (ingris Ectasy).
Porphyrios menceritakan bahwa selama 6 tahun ia berada bersama dengan Plotinis, 4 kali
ia menyaksikan gurunya mengalami ekstasi
KESIMPULAN
Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan),
tahu dengan mendalam, hikmah.
Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka.
Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
(1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta
(2) Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan Aklia
(3) Filsafat adalah satu perangkat masalah
(4) Filsafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran
OBYEK FILSAFAT:1.OBYEK MATERIA FILSAFAT 2.OBYEK FORMA
FILSAFAT .
CABANG- CABANG FILSAFATEpistemologi (filsafat pengetahuan),Etika (Filsafat
Moral),Estetika (filsafat Seni),Metafisika ,Politik (Filsafat pemerintahan),Filsafat Agama
Filsafat ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum, Filsafat Sejarah, Filsafat matematika
MOTIVASI TIMBULNYA FILSAFAT:(1).Dongeng , tahayul (mite), ada yang
kritis ,.(2)Keindahan Makroskosmos , ingin tahu rahasia alam. (3).Penyebab timbulnya
pertanyaan adalah kesangsianà pikiran akan bekerja à pikiran membentur-bentur
menggelisahkan (problema)
FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT: (1)Terlatih berfikir serius (2)Mampu
memahami filsafat,(3) Memungkinkan menjadi filosof (4)menjadi warga negara yang
baik .
CARA MEMPELAJARI FILSAFAT:(1)Metoda sistematis, (2) Metoda
Histeris ,(3).Metoda kritis :
SISTEMATIS FILSAFAT:1. EPISTEMOLOGI (TEORI PENGETAHUAN)
2. ONTOLOGI(TEORI HAKIKAT)
3. AKSIOLOGI (teori nilai )
SIFAT-SIFAT ILMU :RASIONAL,EMPIRIS :SISTEMATIS ,UMUM,
AKUMULATIF :
TEORI TENTANG KEBENARAN
1.Teori Konsistensi ,2 Korespondens 3. Pragmatis :
FUNGSI ILMU PENGETAHUAN
Drs R.B.S. FUDYARTANTA, 4 tujuan ilmu pengetahuan: (1)Fungsi deskriptif:
(2)Fungsi pengembangan, (3)Fungsi prediksi, (4)Fungsi Kontrol.
I. AL-KINDI membagi filsafat 3 bagian :(1)Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang
berbenda (2) al-ilm-ur-riyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, (3)
ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan
2.Al-Farabi tujuan filsafat dan agama adalah sama, yaitu mengetahui semua wujud,
hanya saja filsafat memakai dalil-dalil yang diyakini dan ditujukan kepada golongan
tertentu , sedang agama memakai cara-cara iqna’i (pemuasan perasaan) dan kiasan-kiasan
serta gambaran dan ditujukan kepada semua orang,bangsa dan negara. mantik dan filsafat
Fisika Al-farabi mengikuti aristoteles, dalam hal etika dan politik , ia mengikuti Plato,
dan dalam soal ,metafisika ia mengikuti Plotinus.
3.IBNU SINA Karakteristik yang paling mendasar dari pemikiran Ibnu Sina adalah
pencapaian definisi dengan metode pemisahan dan pembedaan konsep secara tegas dan
keras sehingga mampu mengusik temperamen modern. Ia mengemukakan secara
berulang-ulang pada setiap kesempatan tentang pembuktian pemikirannya dalam hal
dualisme tubuh dan akal. Ia juga menyatakan tentang Filsafat ketuhanan adalah: 1. ilmu
tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan
demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani
kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. 2. ilmu akherat (Ma’ad) antara lain
memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka
rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan. .
4.IBNU RUSYDI adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam
dengan tradisi pemikiran Yunani.
5. Al-Ghazali
Filsafat menurutnya dapat diklasifikasikan dalam 4 bagian :
1. Aritmetik, geometri yang sah dan dibolehkan
2. Logika yang merupakan bagian dari teologi
3. Ketuhanan yang mendiskusikan zat dan sifat-sifat ilahi, yang juga merupakan teologi
4. fisika
Demikian makalah yang berjudul pengantar ilmu dan filsafat. Adalah menjadi
kewajiban kita untuk mengembangkan filsafat ilmu yang akan terus berkembang dengan
perkembangan waktu, tampa pernah melupakan sejarah perkembangan ilmu filsafat itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.Ahmad hanafi, Ma, Pengantar filsafat islam , (Bulan Bintang Jakarta 1990)
2. DR. Ali Anwar,M si dkk Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat ,Pustaka
Setia Bandung, 2005.
3.H. Endang Saifuddin Anshari Ilmu, Filsafat dan Agama ,Bina ilmu Surabaya 1979
4. Jujun S Suriasumantri, Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka sinar Harapan
jakarta 1993.
5.Conny Semiawan, th.I Setiawan, Yufiarti, Panorama Filsafat Ilmu landasan
Perkembangan Ilmu Sepanjang Masa, Mizan tahun 2005
6.Majalah Percikan Iman No. 4 Tahun II April 2001
7.Majalah Percikan Iman No.6 Tahun I Desember 2000
8. Prof. K. Bertens sejarah filsafat.. Penerbit Kanisius Jakarta cetakan ke 23 tahun 2006
Wednesday, 30 January 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment